Selasa, 02 April 2019

POHON YANG MURAH HATI Oleh : Shel Silverstein


Ada sebatang pohon yang menyayangi seorang anak kecil. Setiap hari, anak itu datang  dan mengumpulkan daun – daun untuk dibuat mainan mahkota raja. Terkadang dia memanjat dan berayun di dahan. Kalau lelah, anak itu tertidur di bawah keteduhannya.
Anak itu juga menyayangi pohon tersebut. Tentu saja, pohon itu sangat bahagia.
Waktu berlalu, anak itu telah tumbuh dewasa. Pohon itu sering ditinggalkan sendirian. Suatu hari, anak itu datang kepada pohon dan pohon itu berkata : “ Mari, Nak, panjatlah dan berayun di dahan dan makanlah buah yang bergelantungan dan bermainlah di keteduhan serta bersenang – senanglah!”
“Aku sudah terlalu besar untuk memanjat dan bermain,” kata anak itu.
“Aku ingin membeli macam-macam. Aku cuma butuh uang. Bisakah kau berikan uang untukku?”
“Maaf,” kata pohon itu, “aku tidak mempunyai uang. Ada daun-daun dan buah, ambillah dan juallah di kota. Kami akan mendapatkan uang dan bersenang-senanglah.”
Anak itu memanjat dan mengambil buah-buahnya, lalu membawanya pergi. Pohon itu merasa bahagia.
Anak itu tidak pulang-pulang dan pohon itu sedih.
Suatu hari, anak itu datang dan pohon itu berguncang-guncang saking gembiranya, katanya: “Mari, Nak, panjatlah dan berayun di dahan dan makanlah buah yang bergelantungan dan bermainlah di keteduhan serta bersenang-senanglah!”
“Aku terlalu sibuk untuk main panjat,” kata anak itu. “Aku ingin rumah yang hangat,” katanya lagi. “Aku mempunyai istri dan anak, jadi aku butuh rumah. Bisakah kau berikan rumah untukku?”
“Aku tidak mempunyai rumah” kata pohon itu. Hutan itulah rumahku,“ kata pohon “tetapi potonglah cabang-cabangku dan buatlah rumah dengannya. Kamu akan senang.”
Anak itu pun memotong cabang-cabang pohon tersebut dan membawanya pergi untuk membangun rumah.
Pohon itu bahagia.
Anak itu lama tidak datang dan pohon itu merasa sedih. Waktu anak itu kembali, pohon itu gembira sekali sampai tidak bisa mengucap apa-apa.
“Mari, Nak,” isaknya. “Bermainlah di sini.” Kata pohon itu.
“Aku sudah terlalu tua untuk bermain,” kata anak itu. “Aku butuh perahu untuk pergi dari sini. Bisakah kau berikan perahu untukku?”
“Tebanglah batangku dan buatlah perahu dengannya,” kata pohon itu. “Setelah itu berlayarlah dan kamu pasti senang.”
Anak itu memotong batang pohon dan membuatnya perahu untuk berlayar.
Pohon itu bahagia meski sedih juga.
Setelah lama, anak itu kembali lagi.
Maaf, Nak,” kata pohon itu, “aku sudah tidak punya apa-apa untukmu. Buah-buahku sudah tak ada lagi.”
“Gigi-gigiku sudah ompong untuk makan buah,” kata anak itu.
“Cabangku sudah tidak ada,” kata pohon itu. “Kamu tidak bisa berayun...”
“Aku sudah terlalu tua untuk berayun,” kata anak itu.
“Batangku juga sudah tidak ada,” kata pohon. “Kamu tidak bisa memanjat...”
“Aku sudah terlalu capek untuk memanjat,” kata anak itu.
“Maaf,” pohon itu mengeluh. “Mestinya aku bisa memberimu sesuatu... tetapi tak sesuatupun tersisa padaku. Sekarang, aku hanya berupa tunggak...”
“Aku tidak butuh apa-apa sekarang,” kata anak itu. “Aku hanya ingin menyepi dan beristirahat. Aku lelah.”
“Kalau begitu,” kata pohon, “Tunggak seperti aku ini pas sekali untuk duduk dan beristirahat. Mari, Nak, duduk dan beristirahatlah.”
Dan pohon itu merasa sangat bahagia.

Rabu, 17 September 2014

Keluarga kecilku

Didakus Arthur Putra Hantoro Sesaat setelah lahir ke dunia.... Langsung melek... Hehehe

Arthur Usia 1 bulan...

Arthur Bobok Miring untuk yang pertama kalinya...

Arthur dan Mama Ella

Arthur dan Papa Doan

Cie Guayanya... Top Banget...

Bangun tidur terus Selfie dulu... Lutunya...

Wow... Efek dari bantal yang dibuntel kain... Terlihat Bagus juga...

Minggu, 17 Agustus 2014

Nama Saya

Perkenalkan nama saya Gregorius Doan Hantoro Saya dilahirkan di Kota Mojokerto pada tanggal 19 Juni 1984. Saya mempunyai seorang istri yang bernama Maria Ella Puspitasari (teman saya sendiri sewaktu TK, SD, SMP, SMA) yang resmi saya nikahi pada tanggal 12 Mei 2013 yang lalu dan seorang anak laki - laki bernama Didakus Arthur Putra Hantoro (yang amat lucu) yang lahir pada .tanggal 25 Februari 2014. Kegiatan saya sehari - hari sebagai guru di SD Katolik Wijana Sejati Mojokerto (SD saya sendiri, jadi banyak guru saya yang masih ada disana yang menjadi teman saya saat ini.... Hehehe...). Sedangkan istri saya mempunyai kegiatan sehari - hari sebagai ibu rumah tangga di saat pagi dan mengajar les privat pada sore hari. Demikianlah tulisan yang singkat dari saya sekedar perkenalan serta awalan dari tulisan saya berikutnya... Berkah dalem....